PUNK ROCK!!
Apa
itu punk-rock? Ketika mendengar istilah itu kita mungkin langsung membayangkan
tentang dandanan asal-asalan, musik bertempo cepat yang memekakan telinga dan
rambut landak ala suku Mohawk, Indian. Sebenernya kalo ngomongin sejarah punk (kependekan
dari punk-rock), penjelasannya sangat panjang dan rumit karena terlalu banyak
sumber yang berbeda-beda dan bahkan ada yang berlawanan satu sama lain. Tap
marilah kita coba membahasnya.
Kita
mulai dulu dari kata “punk” itu sendiri. Istilah “punk” sudah digunakan sebelum
abad 16. Pada abad 16 sampei 18 istilah ini digunakan sebagai panggilan untuk
para pelacur. Shakespeare memanggil pelacur dengan istilah “punk” dalam 2
karyanya yaitu The Merry Wives of Windsor (1602) dan Measure
for Measure (1623). Namun seiring berjalannya waktu, istilah ini pun
bergeser dan lebih ditujukan kepada para gembel, preman dan semua kalangan yang
dimarjinalkan. Istilah “punk” dan “punker” juga dulu sempat digunakan oleh para
napi di Amerika Serikat untuk memanggil pasangan homonya.
Istilah
“punk” ini juga pertama kali digunakan dan dipakai sampai sekarang untuk
memanggil anak-anak punk-rock oleh Lester Bangs, seorang wartawan sebuah
majalah Amerika. Bangs menonton sebuah pertunjukan musik rock yang asal-asalan dan
berantakan tapi sangat bersemangat. Dia pun menyebut jenis musik seperti itu
sebagai musik “punk”, yang maksudnya musik sampah, karena para pemainnya tidak
mempunyai kemampuan musik yang baik dan hanya asal bunyi saja. Tapi akhirnya
istilah ini menjadi nama tetap dan idetitas dari sebuah ideologi, gaya hidup,
aliran musik, gerakan dan bahkan budaya.
Jauh
sebelum dinamai punk-rock, kaum punk sendiri sudah ada dan menyebar luas.
Sebenernya, punk-rock yang kita kenal saat ini adalah perkawinan dari punk-rock
Inggris dan punk-rock Amerika. Ideologi punk-rock yang dianut sampai sekarang
itu lahir di London, Inggris. Hal ini diawali karena ketidak-puasan kalangan
kelas bawah yang merasa terjajah dan disengsarakan oleh kalangan kelas atas
yang hidup glamor serta ketidak-puasan terhadap figur kerajaan di mata rakyat. Disebabkan
oleh kesamaan rasa dan kemarahan dan rasa muak akan perekonomian Inggris yang
saat itu sedang buruk serta sistem sosial yang dianggap menindas, mereka
akhirnya memutuskan untuk menjadi komunitas yang mandiri, yaitu melakukan
semuanya sendiri tanpa bergantung pada kalangan lain. Tapi karena itulah,
komunitas punk dianggap anti-social, cuek dengan keadaan sekitar dan sering
bikin onar.
Berbeda dengan
di Inggris, di Amerika, punk lahir disebabkan karena kekecewaan rocker
kelas bawah Amerika terhadap industri musik di saat itu yang didominasi oleh
musisi-musisi mapan yang menyanyikan lagu-lagu cinta yang melodramatis dan
menceritakan kemewahan hidup sebagai rock-star. Hal ini dimulai oleh
invasi besar-besaran band-band asal Inggris yang merajai industri musik dunia,
termasuk industri musik Amerika. Para remaja Amerika pun mulai membentuk banyak
grup musik meskipun dengan skill yang seadanya. Musisi-musisi punk hanya
memainkan nada-nada rock yang sederhana dengan lirik tentang frustrasi dan
kemarahan atas pendidikan rendah, kerja kasar, hukum jalanan, tingkat
pengangguran dan pemerintah yang dianggap belum bisa menjalankan pemerintahan
dengan benar. Bukannya mendayu-dayu dan menenangkan, lagu-lagu mereka yang
terang-terangan dan bahkan vulgar malah terdengar seperti demonstrasi dan
protes. Musisi punk pun sempat dicap sebagai musisi rock n roll aliran
kiri yang menyebabkan sulitnya tampil di TV dan diorbitkan oleh
perusahaan-perusahaan rekaman.
Di awal
kelahirannya di Inggris, punk-rock diterima dan berkembang sangat pesat. Para
anak muda banyak yang mulai memakai atribut punk-rock dan bermain dalam band
beraliran punk-rock. Tentu saja dengan tetap menganut ideologi punk-rock. Di
Inggris, perkembangan punk-rock dibarengi dengan munculnya band-band punk-rock
seperti Sex Pistols, The Clash, Sham 69, Cocksparrer, Buzzcock dll. Tidak
semulus kemunculannya di Inggris, di Amerika musik punk-rock yang dimainkan
oleh band-band seperti The Ramones, The Dead Boy, The Stooges, Blondie dll
awalnya tidak diterima oleh masyrakat Amerika karena dianggap terlalu ekstrim
dan agresif. Musik punk juga dianggap berbahaya, walaupun di Amerika, musik
punk tidak terlalu mengacu pada politik seperti di Inggris, tapi di tiap konsernya
sering terjadi banyak kerusuhan.
Pada
perkembangannya, banyak sekali band-band punk-rock yang lahir dan tetap
memegang teguh ideologi punk-rock seperti NoFX, Bad Religion, The Vandals dll.
Di era 90an, punk-rock menjadi lebih populer dan menjadi mainstream di seluruh
dunia. Hal ini diawali oleh kemunculan Green Day dan The Offspring. Meskipun
tetap memegang ideologi punk-rock, Green Day dan The Offspring tampil lebih
sederhana dan tidak segahar band-band punk-rock sebelumnya. Setelah era ini
band-band punk baru terus bermunculan, dan bahkan banyak band yang hanya
memainkan musik seperti punk-rock tanpa memahami bahkan tidak mengetahui
ideologi punk-rock itu sendiri.
Era 90an awal
memang masa keemasan bagi punk-rock karena punk-rock mulai menyebar luas ke
seluruh dunia. Banyak band punk-rock terbentuk di berbagai Negara, termasuk di
Indonesia. Akan tetapi di akhir tahun 90an dan awal millennium baru, band-band
punk rock baru mulai kehilangan arah dan hanya memainkan musik punk tanpa
memegang ideologi punk-rock itu sendiri. Mereka hanya menyanyikan lagu-lagu
cinta yang mendayu dengan beat agak cepat menyerupai lagu-lagu dari band
punk-rock. Attitude mereka pun tak seperti anak-anak komunitas punk-rock
lazimnya yang memperjuangkan apa yang mereka percaya, memprotes apa yang
menurut mereka salah dll. Mereka justru bertingkah laku seperti rock-star
mapan di era lahirnya punk-rock.
Fenomena
band-band yang memainkan musik yang seperti punk-rock tanpa ideologi ini
merembet ke berbagai masalah. Contohnya komunitas punk kini mulai
mengkotak-kotakan diri dan saling membedakan satu sama lain. Dimulai dengan
munculnya istilah pop-punk, hardcore punk, punk melodic, ska-punk, college punk,
emo punk sampai istilah skate punk yang menjadi mainstream di kalangan anak
muda di Indonesia khususnya di kota Bandung. Pengkotak-kotakan ini menyebabkan
komuitas punk kian banyak tapi tidak bersatu. Mereka kini bahkan saling menuduh
dan bertanya “Seperti apakah punk-rock yang asli itu?”, “Mana yang band
punk-rock, mana yang bukan?” bahkan kembali mempertanyakan “Apa itu
punk-rock?”.
Anak-anak
punk-rock kebanyakan kini hanya terpaku oleh musiknya saja, tanpa memedulikan
ideologi, budaya dll. Padahal punk-rock adalah suatu kesatuan dari ideologi,
gaya hidup, aliran musik, gerakan dan budaya, bukan hanya aliran musik saja.
Bahkan punk-rock kini menjadi mainstream dan tidak seeksklusif 3 dekade
awal lahirnya komunitas punk-rock itu sendiri. Terlalu banyak band yang mengaku
beraliran punk-rock tapi hanya mengambil aliran musiknya, tidak mengambil
punk-rock secara utuh. Terlalu banyak anak-anak punk-rock yang
mengkotak-kotakan musik padahal perbedaan antara satu sub-genre punk-rock dan
sub-genre punk rock yang lain sangat bias. Tak jelas perbedaannya di setiap sub
genre punk itu sendiri.
Walaupun di
era sekarang punk semakin berkembang dan bercabang. Tak sedikit band punk yang
masih tetap mengambil punk secara utuh. Banyak komunitas punk-rock yang tetap
memakai ideologi punk-rock. Dan setelah 4 dekade lebih komunitas punk-rock ini
berkembang, semangat punk-rock tidak hilang. Dan tak akan hilang jika ALLAH SWT
tidak mengizinkan.
*maaf jika ada
kesalahan data atau kata-kata yang kurang mengenakan. Semua kesalahan tersebut
murni kesalahan editor, bukan penulis. Karena manusia adalah tempatnya kesalahan.
Dan sebaik-baiknya kebenaran adalah yang datang dari ALLAH SWT. –penulis-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar