Kamis, 23 Februari 2012

Green Day - one of my lies


ini adalah e-mail yang gagal dikirimkan. Saya sangat menyukai lagu ini, karena itu saya sangat menyayangkan ketika chords yang dibagikan salah. Semoga anda menikmatinya.

hi, my name is Dzikri Hasan BFDF, i'm writing this e-mail to say that i think the chords you shared on tabs.ultimate-guitar.com in one of my lies song by Green Day isn't correct. now i'm sending the one i think right. hope you'll consider it. thank you.

Intro:
Db,Ab,Gb,F,Gb,Ab

Verse:

Db          Ab                     Bb              F
When I was younger I thought the world circled around me
       
       Gb         Db             Ab
But in time I realized I was wrong

Db           Ab                         Bb                F
My immortal thoughts turned into just dreams of a dead future

Gb               Db            Ab
It was a tragic case of my reality


Bridge:


Gb                       Ab
Do you think you're indestructable

Gb                    Ab
And no one can touch you

Gb                     Ab
Well I think you're disposeable

Gb                           Ab
And it's time you knew the truth


Chorus:                           


                           Db Bb Ab
Cause it's just one of my lies

                                   Db Bb Ab
Well, its just its just one of my lies

                                Db Bb Ab
And all I wanna do is get real high

                                   Db Bb Ab
Well, its just its just one of my lies


Verse:


Db           Ab                  Bb                   F
Why does my life have to be so small, yet death is forever 

Gb                       Db                Ab
And does forever have a life to call its own

Db                Ab                     Bb                 Fb
Don't give me an answer cause you only know as much as I know

Gb                             Db                   Ab                 
Unless you're been there once well I hardly think so


Bridge:


Gb                       Ab
Do you think you're indestructable

Gb                    Ab
And no one can touch you

Gb                     Ab
Well I think you're disposeable

Gb                           Ab
And it's time you knew the truth


Chorus:                           


                           Db Bb Ab
Cause it's just one of my lies

                                   Db Bb Ab
Well, its just its just one of my lies

                                Db Bb Ab
And all I wanna do is get real high

                                   Db Bb Ab
Well, its just its just one of my lies
Gb-Ab I used to pray at night
Gb-Ab
Before I lay myself down
Gb-Ab
My mother said it was right Gb-Ab Db Bb Ab Her mother said it too...Why?
Db Bb Ab
Db Bb Ab
Db Bb Ab
Back to Intro, palm mute & strum hard:
Db,Ab,Gb,F,Gb,Ab    

first time in college


Musim ospek sudah berakhir. Setelah beberapa hari libur untuk istirahat, saya akhirnya harus datang ke kampus untuk pertama kalinya kuliah. Kalau dipikir-pikir saya rasanya sudah 6 tahun berlibur/ istirahat tanpa pernah sekalipun menggunakan otak saya untuk kepentingan akademik. Masa senang-senang, masa paling bahagia bersama teman-teman seperjuangan, masa SMP dan SMA telah berakhir. Kini saya bertekad untuk menggunakan otak yang tidak terasah ini untuk berpikir. Saya akan berusaha melakukan yang terbaik di kampus ini. Setidaknya itulah yang saya pikirkan pada saat itu.
                Setelah saya memarkirkan motor saya, saya berjalan masuk ke dalam kampus. Hari ini kamus tampak begitu ramai. Banyak senior-senior yang waktu itu jadi panitia ospek sedang mengobrol baik dengan teman-teman seangkatannya maupun dengan anak baru, yaitu mahasiswa angkatan saya. Dan dengan wajah blo’on atau bahasa lembutnya polos, saya berjalan masuk dan mengenali beberapa wajah walaupun tak tau nama-nama mereka.
                Semua orang tampak sedang mengobrol dan bercanda. Tampaknya mereka sudah saling akrab, bahkan anak baru seperti saya. Tapi tampaknya hanya saya yang belum berteman sama sekali disini. Tak ada orang yang bisa saya sapa dan tak ada orang yang menyapa saya. Mungkin karena ketika ospek saya tidak aktif dan tidak banyak mengobrol dengan siapa pun. Yah, sifat saya memang begitu, kurang bisa cepat bergaul dengan orang baru.
                Saya membuka tas dan melihat jadwal mata kuliah saya hari ini. Saya mulai mencari kelas tempat mata kuliah akan dilangsungkan. Saya tak pernah menyangka saya akan tersesat di kampus sekecil ini. Saya memang buruk dalam mengingat jalan. Di saat saya kebingungan, seorang mahasiswa yang ternyata anak baru juga bertanya kepada saya tentang ruangan yang saya juga cari.
                “Maaf, ruangan 401 dimana ya?” Tanyanya.
                “Wah, kebetulan saya juga lagi nyari ruangan itu. Hahahahha. Kamu anak baru juga?” Jawab saya sambil balik nanya.
                “Iya, kenalin nama saya Aris.”
                Singkat cerita, setelah berkenalan kami pun sama-sama mencari kelas tersebut meskipun sebenarnya Arislah yang mencari, dan saya hanya mengikutinya. Setelah kami menemukan kelasnya, ternyata Aris sudah punya teman yang cukup akrab disana. Dan banyak mahasiswa baru yang sedang ngobrol-ngobrol akrab di depan kelas itu.
                Tampaknya saya adalah satu-satunya mahasiswa yang hanya punya satu teman di kelas saya sendiri. Apa yang bisa saya katakan? Saya hanya pernah ngobrol dengan Aris, itu juga gara-gara kami tak sengaja bertemu ketika tersesat mencari kelas. Walaupun ada beberapa mahasiswi yang saya kenali, karena kami teman satu kelompok pada saat ospek, kami sebenarnya tak pernah benar-benar ngobrol satu sama lain. Karena itulah saya hanya diam dan sesekali ngobrol sama Aris yang akhirnya mengenalkan saya dengan teman-temannya. Ternyata mereka teman sekelompok Aris waktu ospek. Nama mereka adalah Opik dan Mimin. Dan ada satu lagi yang baru kami kenal juga, yaitu Luthfi.
                Ketika kami ngobrol, walaupun saya ngobrol hanya sebagai basa-basi sebagai teman baru, saya melihat seorang gadis sedang mengobrol dengan teman-temannya dan bertanya pada temannya apakah kami, saya dan teman-teman baru saya, adalah teman sekelasnya. Temannya ternyata juga tidak tau dan malah menyuruhnya untuk menanyakan pada kami.
                “Hei, anak baru juga?” Tanyanya.
                “Iya.” Jawab Aris.
                “Kelas A Inggris juga?” Tanyanya lagi.
                “Iya.” Jawab Aris, seperti mengulang jawaban dari pertanyaan sebelumnya.
                Mereka pun berkenalan. Gadis itu menyalami satu-satu orang-orang yang duduk di sekitar situ untuk berkenalan. Samapai tiba dia mengulurkan tangan untuk bersalaman. Karena saya tak biasa bersalaman dengan lawan jenis, saya agak malu dan kikuk ketika hendak mengulurkan tangan saya juga untuk bersalaman. Tapi akhirnya saya menyambut tangannya juga dan bersalaman.
                “Hai, kaenalin nama saya.....................”
                Dan itulah pertemuan pertama saya dengan gadis itu.
                “...............”

Senin, 20 Februari 2012

what's worth fighting for??


Berkeley, California
Seorang gadis di kamarnya sedang mondar-mandir seperti sedang kebingungan. Matanya tampak berair, tanda dia hampir menangis. Tapi dia terus menahannya agar tidak keluar dan tetap berada di dalam matanya. Setelah mondar-mandir begitu lama dia akhirnya duduk di atas sebuah sofa dan menundukan kepalanya sambil menutup wajahnya. Dia ingin menjerit, dia ingin tertawa, dia ingin menangis, dia ingin tersenyum, dia ingin meninju sesuatu, dan apa yang sangat dia inginkan adalah dia ingin semua yang terjadi hari ini hanyalah mimpi.
                Pagi ini dia bangun dengan bahagia dan penuh harapan. Dia menjalankan aktifitasnya seperti biasa. Dia pergi mengajar di SD tempatnya mengajar, belanja, dan pulang ke rumahnya. Hari ini dia tak sedikit pun merasa tidak enak hati. Dia tidak merasakan firasat apapun tentang sesuatu yang buruk akan terjadi di malam hari. Di rumah setelah memasak dan makan malam, dia seperti biasa menulis di jurnalnya. Dia seperti biasa menulis apa yang dilakukannya di hari ini dan apa yang dirasakannya. Dia menulis hal-hal tersebut seolah-olah sedang mengobrol kepada kekasihnya yang sedang pergi jauh.
                Kekasihnya adalah salah satu tentara yang sedang ditugaskan di Palestina. Dia sudah pergi selama enambulan disana. Dan minggu lalu ada kabar bahwa dalam 2 atau 3 minggu kekasihnya itu akan pulang. Tentu saja dia bahagia. Dia bahkan terlalu bahagia sehingga kerinduan di hatinya seperti akan meledak keluar dari dadanya. Dia terus menerus menyilangi hari demi hari yang terlewat di kalendernya, agar kekasihnya nanti tau betapa dia sangat merindukannya disini.
                Tapi beberapa detik setelah dia selesai menulis di jurnalnya, telepon berdering mengabarkan sesuatu yang sangat tidak disangkanya. Sesuatu yang tidak dia perhitungkan. Dia berharap telepon itu hanya dari orang iseng saja, walaupun dia bukan. Dia berharap terjadi kesalahan, dan kabar buruk itu bukanlah untuknya, tapi dia tau kabar itu memang untuknya.
                Sekarang dia duduk dan menundukan kepalanya sambil menutup wajahnya dengan tangannya. Dia tak mampu lagi menahan air matanya. Dia menangis sesenggukan sambil menyebutkan nama kekasihnya. Andaikan kekasihnya disini, dia pasti bisa berbagi tentang beban ini. Andaikan kekasihnya telah kembali pulang, pasti kekasihnya sedang menenangkannya sambil memeluknya dengan erat dan hangat. Tapi kini dia sendiri, menangis dan tak ada yang menenangkannya. Dan sesuatu yang lebih menyakitkan lagi, kini kekasihnya tak akan pernah pulang.
                Telepon tadi mengabarkan bahwa kekasihnya telah gugur. Dia terkena bom bunuh diri. Telepon itu begitu singkat tanpa diketahui oleh si penelepon bahwa kabar dari telepon singkat itu akan bertahan sangat lama, bahkan seumur hidup.
                Gadis itu lalu sekarang beerdiri dan menghampiri telepon laknat pembawa kabar buruk itu. Dia membanting telepon itu hingga hancur berkeping-keping. Dia mendorong lemari hingga terjatuh dan melempar jurnal yang ditulisnya. Dia sangat marah kepada kekasihnya sekarang yang telah berbohong akan segera kembali padahal dia kini pergi selamanya. Dia marah, dia sedih, dia rindu, dan sekarang dia berteriak sekencang-kencangnya dan akhirnya menangis lemah sesenggukan sambil berbaring di lantai. 2 meter dari sana, jurnalnya terbuka di tempat dimana tadi dia menulis.
‘I miss you, get home soon dear. I love you.’ Itulah baris terakhir yang dia tuliskan.

We’ll find out how much we lost in the war we’ve been fighting in..
We’ll find out this is not like the fight we’re told or they know..
                And we’ll see the souls are gone useless,
                But we still hear the bombs..
We’ll regret all we have done, we’ll hate our bloody hands..
We can’t figure out this war, and love can hate somehow now..
                And we’ll see the souls are gone useless,
                But we still hear the bombs..
                And we’ll see the bodies everywhere after,
                But in the end, noone will win, both sides are losing..
                                                                                                -Dzikri Hasan BFDF-

Ramallah, Palestina
Seorang pria kurus sedang menulis di dalam camp yang gelap dan hanya disinari oleh sedikit cahaya bulan yang masuk dari luar. Di punggungnya menggantung sebuah senapan yang telah terisi peluru yang siap untuk ditembakan. Dia menulis surat kepada istrinya seolah-olah ajalnya akan segera tiba dan surat itu adalah hal terakhir yang hendak ia sampaikan.
‘Assalamu alaikum
Istriku tercinta, apa kabarmu disana? Aku sangat merindukanmu. Tolong jaga anak-anak disaat aku tak ada untuk menjaga keluarga kita. Dan janganlah kau takut, karena ALLAH senantiasa menjagamu dan anak-anak kita.  Aku sangat mencintai kalianda aku.....’
Di tengah-tengah surat dia berhenti. Dia tak sanggup lagi meneruskannya. Dia lalu menyobek kertas itu dan menyimpan surat itu bersama beberapa surat yang tertumpuk di meja. Surat-surat itu adalah surat yang ingin dia kirimkan kepada istrinya, tapi tak dia kirimkan. Dia terus menulis banyak surat untuk keluarganya tapi tak mengirimkannya, karena dia tak bisa. Keluarganya telah mati dibantai oleh tentara Israel. Dan kini dia hanya terus menulis surat yang tak akan pernah dia kirimkan.

Every night in the war,
He writes a love letter for her unsent..
Every night in the war,
He tries to tell her how he misses her..
And tonight he did it again, although he doesn’t know what it is for..
What it is for..
                                                                Dzikri Hasan BFDF

Bandung, Indonesia
Empat orang pemuda berdiri di atas panggung bersiap-siap membawakan beberapa lagu pada malam ini. Salah satu dari pemuda itu itu mengetes microphone dengan meniup-niup dan menepuk-nepuknya.
“Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Sapa salah seorang dari pemuda-pemuda itu. “Saya mau tanya, apa sih tujuan perang itu? Kata orang-orang, tujuannya adalah damai. Saya sih engga percaya. Bagaimana mungkin bisa tercipta damai, sedangkan ketika perang berakhir, perang hanya menyisakan kepedihan, ketakutan, dendam dan mungkin benih untuk perang selanjutnya. Jadi apa tujuan perang itu? Yang jelas kami disini, semuanya sangat benci perang. Dan inilah lagu pertama dari kami.”
Suara gebukan drum mengawali lagu tersebut.
Hey miss Corrie, the girl in this mistery of the cursed truth and faith
You sacrifice your life for someone else in the endless fight
Hey miss Corrie, you came from another part of the world to help
Where are you now after the tragedy that made you have to go??
Is there something left of what you fought for??
Is there any-cure for your scar??

Hey Rachel, how are you 6 feet underground??
All people let’s take a stand to make a great wall to protect holly land
Just like what she did
From devils in a machine who just keep killing people
               
                Hey miss Corrie, i know you from your journal, but is that who you really were??
                You were so lucky to have that pure heart, that’s why i wrote these words
                Hey miss Corrie, tell he how’re you doing now-tell me if you’re OK
                Or does the unforgiven thing just stay unforgiven, so what could happen next??
                                                                               
                                                                                                                                IDZHAR

Kamis, 16 Februari 2012

the reasons why we must be musicians..

Alasan-alasan mengapa kita harus jadi musisi (dan orang-orang yang menganggap menjadi musisi bukanlah 'real job' salah):
1. Karena musisi seringnya lebih didengar daripada orang lain, bahkan presiden. Contohnya ketika Ozzie Osbourne menyanyikan lagu i wanna be suicide, seorang fans bahkan benar-benar bunuh diri. Sedangkan ketika presiden bilang jangan korupsi, bahkan anggota partai yang didirikan oleh presiden itu korupsi.
2. Karena sudah banyak contoh suksesnya. Banyak businessman yang sukses, tapi jika dibandingkan dengan musisi, maka contoh sukses musisi akan lebih banyak. Hitung saja sendiri.
3. Karena dengan menjadi musisi kita bisa mencurahkan isi pemikiran kita lewat instrument dan lirik. Dan dengan mencurahkan apa yang ada di pikiran kita dn hati kita dapat mengurangi resiko terkena stress.
4. Karena dengan menjadi musisi selain kita bisa menghibur orang lain, kita juga menghibur diri kita sendiri.
5. Karena menjadi musisi itu keren. Banyak orang yang sependapat dengan ini.
6. Dan yang paling penting, dengan menjadi musisi kita bisa berdakwah dan menyebarkan lebih dari satu ayat dari apa yang diperintahkan oleh ALLAH SWT.
7. Dan masih banyak yang lainnya.

*hanya sebuah tulisan yang dibuat orang ganteng.. hahahaha..

Rabu, 15 Februari 2012

all about rizal



    • koplok. gawean tuh skripsi...
  • 2 hours ago
    SAYA:
    • heehh..
    • iyeu ker nulis di blog hela.. hahahahaha..

  • 2 hours ago
    Rizal:
    • loba gaya posan lah blog-blogan.
  • 2 hours ag
    • SAYA:
      hahahahaha..
    • bae ngameh disangka teu gaptek..




        • heueuh bner.
        • ngomong we langsung aing gaptek.
      • 2 hours ago
        SAYA:
        • hahahaha.. kalakah rumasa..
        • haha..

      • 2 hours ago
        Rizal:
        • aing mah ngaku, mun mnh mah moal sgana.
      • 2 hours ago
        SAYA:
        • hahahaha.. urang mah ker disumput-sumput keneh kegaptekanna oge..
        • hhaaa.,




            • ah sia mah bengeut ge disumput sumput.
          • 2 hours ago
            SAYA:
            • hahahaha..
            • benget mnh eta mah nu ku urg disumput2..

          • 2 hours ago
            Rizal:
            • nya sih sabenerna mah urg th goreng, ngan ayena mah kr nyamar jd jelma ganteng.
          • 2 hours ago
            SAYA:
            • hahahaha.. geleh anjrit..




                • urg mah api-api ganteng, mnh kr api-api goreng nya ?
                • haha
              • 2 hours ago
                SAYA:
                • hente eung.. hese rek api2 goreng teh.. gagal wae..
                  ceuk batur teh kasep keneh urang mah digoreng2 oge..
              • 2 hours ago
                SAYA:
                • hahahahaha..

              • 2 hours ago
                Rizal:
                • pede pisan sia euy...
                • haha




                  • SAYA:
                    • hahaha.. wajarlah ai model mah pede oge..
                    • haha..

                  • 2 hours ago
                    Rizal:
                    • model majalah yasin. amien...
                  • 2 hours ago
                    SAYA:
                    • hahahaha.. heeh.. sebagai kyaina..

                  • 2 hours ago
                    Rizal:
                    • eta nu jd coverna apan mnh th ?




                      • SAYA:
                        • hahahaha..
                        • lieur mnh..

                      • 2 hours ago
                        Rizal:
                        • hahaha. mnh nu lieur...
                      • 2 hours ago
                        SAYA:

                      • 2 hours ago
                        Rizal:
                        • so imut pisan. anjir. rujit. teu kabeungeutan.
                        • haha




                          • 2 hours ago
                            SAYA:
                            • hahahahhaa..
                            • heueuhnya..

                          • 2 hours ago
                            Rizal:
                            • heueuh, teu boga kaca nya di dimah ?
                            • haha
                          • SAYA:

                            2 hours ago 
                            • boga.. tapi asa ganteng wae..

                          • 2 hours ago
                            Rizal:
                            • ngan asa hungkul mah jauh ka enya.




                              • 2 hours ago
                                SAYA:
                                • hahahaha..

                              • 2 hours ago
                                Rizal:
                                • seuri siah jiga nu ngarti.


                              • 2 hours ago
                                SAYA:
                                • ngarti dong.. kan tahun iyeu jadi sarjana.. amin..

                              • 2 hours ago
                                Rizal:
                                • ulah wka ya allah....


                              • 2 hours ago
                                SAYA:
                                • sia..




                                    • waka we ya ALLAH..





                                      • 2 hours ago
                                        Rizal:
                                        • ulah ya allah.. meh breng we jeng abdi...


                                      • 2 hours ago
                                        SAYA:
                                        • naudzubiLLAHi min dzalik..
                                        • ges ah.. ngabodoan urg ngmong jng mnh mh..

                                      • 2 hours ago
                                        Rizal:
                                        • HAHAHAHAHA