Minggu, 03 November 2013

Bian dan Smart Phone

“Bunda ... Bunda ...,” Bian berlari menuju rumah sambil teriak-teriak memanggil ibunya. “Bunda di mana, sih?”
“Ada apa, Bian? Kok, pulang sekolah bukannya ngucapin salam, malah teriak-teriak?” tanya Bunda.
“O iya, lupa. Assalamu alaikum.” Kata Bian.
Wa alaikum salam,” kata Bunda sambil tersenyum memandang anaknya yang berumur 5 tahun itu. “Tadi, ada apa Bian, teriak-teriak manggil Bunda?”
“Aku mau cerita, tadi di sekolah, aku baca cerita lho. Ceritanya sangat seru lho, Bunda.” Bian bercerita dengan semangat.
“Memangnya kamu baca buku apa?” Tanya Bunda.
“Bukan buku, Bunda. Tapi, aku baca ceritanya lewat HP Ibu Guru. Ceritanya tentang kebudayaan Indonesia.” Kata Bian. “Di HP Ibu Guru, gambar yang ada di ceritanya bisa bergerak-gerak, lho. Bagus sekali.”
Bunda tersenyum, lalu berkata, “Itu karena HP Ibu Guru smart phone.”
Smart phone?” Bian terheran heran.
“iya, smart phone adalah telepon genggam yang bisa melakukan banyak hal, dari telepon, SMS, main games, internetan,  bahkan bisa menginstal banyak aplikasi. Salah satunya, aplikasi cerita yang kamu baca tadi, Bian.” Bunda menerangkan kepadaBian sambil tersenyum.
“Oooh,” Bian mengangguk-angguk sambil membentuk huruf “O” dengan mulutnya. “Bagus sekali, ya, Bunda?”
“Iya. Karena itu, smart phone sangat berguna bagi kita di zaman modern seperti sekarang. Tapi, hati-hati, lho. Smart phone juga bisa disalah gunakan.” Kata Bunda. Bian hanya mengangguk-angguk saja.
“Bian juga bisa melakukan banyak hal, lho. Bahkan bisa lebih banyak lagi, kalau Bian rajin belajar. Bian nanti bisa menjadi smart kid.” Kata Bunda sambil tertawa.
“Apa benar, Bunda? Asssiiik, aku mau jadi smart kid  ah! Aku mau belajar sampai aku bisa melakukan banyak hal!” Teriak Bian, sambil mengacungkan sebelah tangannya ke atas.
Bunda hanya bisa tertawa gemas, melihat anaknya itu.

***

Link Download BFDF Alienation

Hahahaha, udah lama juga saya tidak membuka blog ini. Hari ini saya mau sharing lagu-lagunya BFDF di album alienation. Barangkali ada yang suka. Kalau ga suka punk rock atau musik yang keras, jangan coba-coba dengerin lagu-lagu di album ini ya. BAHAYA!
Di album ini ada 10 lagu, yang bisa langsung diunduh di link-link berikut ini, silahkan dicoba!
1. Berharap Tak Bergerak
http://www.4shared.com/mp3/6cQNSMWU/BFDF_-_Berharap_Tak_Bergerak.html

2. 1 of 5
http://www.4shared.com/mp3/2IhgIeSu/bfdf_-_1_of_5.html

3. Lost And Found
http://www.4shared.com/mp3/B8_XmlZ2/BFDF_-_Lost_and_Found.html

4. Disoientasi
http://www.4shared.com/mp3/bAsGoYEN/BFDF_-_Disorientasi.html

5. GOD's Existence
http://www.4shared.com/mp3/WP1ge_OO/BFDF_-_GODs_Existence.html

6. 3000 And the Waiting
http://www.4shared.com/mp3/gLivE8Bl/BFDF_-_Three_Thousands_and_The.html

7. Terkapar Sendiri
http://www.4shared.com/mp3/MunO4gXM/bfdf_feat_adra_a_thousand_rapt.html

8. Dan Kau
http://www.4shared.com/mp3/w-3TMksT/BFDF_-_Dan_Kau.html

9. The Dog's Bollocks
http://www.4shared.com/mp3/7w35am1d/BFDF_-_The_Dogs_Bollocks.html

10. Victim of A Bad Condition
http://www.4shared.com/mp3/MnXPkhr2/BFDF_-_Victim_of_A_Bad_Conditi.html

Nah, segitu aja dulu.
Kalau ada yang mau download versi live pas jam sessionnya, bisa juga didownload di sini:

http://www.4shared.com/mp3/Qbo3Maon/bfdf-berharap_tak_bergerak__ja.html

Terima kasih. Hahahahaha.


Minggu, 16 September 2012

THE SHADOW OF THE LIGHT



She’s a line of a forbidden poetry
She’s the damage in broken beauty
She’s a hidden message of the poverty
She’s the head of a working conspiracy

She’s an angel lack of authority
She’s an arse kicking the majority
She’s the bravery beaten by bribery
She’s the white point in the black impurity

She suns the day and moons the night
She shows the wrong which is thought right
But no one can see as she’s too bright
They just stare at the made-up fact holding their eyes tight

What’s blocking the truth from the sight?
Does she end up like the transparent white?
So the powerful evil always wins the fight
And now she’s just the shadow of the light

Senin, 03 September 2012

Rachel dan Billie


Malam semakin dingin, tetapi Rachel masih terus membereskan barang-barangnya. Dia mengepaki pakaian dan barang-barang yang dirasa penting miliknya untuk meninggalkan rumah itu besok pagi. Setelah pertengkaran hebat dengan suaminya sebulan yang lalu dan gugatan cerai yang dia ajukan ke pengadilan, dia akhirnya memberanikan diri untuk meninggalkan rumah yang telah dia tempati bersama suaminya selama 10 tahun itu.
                Perceraian sekarang memang sudah biasa terjadi, tapi bukan berarti bahwa perceraian sudah tidak lagi meninggalkan rasa sakit hati, keragu-raguan, kekecewaan dan kerinduan dari bekas-bekas cinta yang pernah ada. Rachel pun mengetahui hal tersebut, tetapi kini dia merasa sudah terlalu lelah dengan suaminya. Dia merasa sudah tak ada kecocokan lagi, dan pernikahan yang telah mereka jalani bersama-sama sudah tak mungkin dipertahankan lagi.
                Suaminya, Billie, sudah meninggalkan rumah itu sejak sebulan yang lalu di hari yang sama dengan pertengkaran itu terjadi. Rachel mengusirnya secara tidak langsung dengan perkataan yang cukup kasar bahwa dia tidak ingin hidup bersama lagi dengan Billie. Dan Billie pun meninggalkan rumah tanpa mengatakan apapun dengan keadaan emosi sama seperti Rachel. Dan dia pun menghilang, entah dimana dia tinggal sekarang.
                Pertengkaran itu berawal 2 tahun yang lalu ketika putri semata wayang mereka meninggal dunia. Putri mereka, Melo, tiba-tiba jatuh sakit dan demam tinggi  dan menghembuskan napas terakhirnya 2 hari setelahnya di sebuah rumah sakit. Rachel sangat terpukul akan hal itu. Rachel terus menerus menyalahkan Billie atas kematian Melo karena ketika jatuh sakit, Billie tak ada di sisi mereka. Billie yang bekerja sebagai seorang musisi, sedang berada jauh di luar pulau bersama bandnya ketika Melo jatuh sakit. Billie hanya datang ke rumah sakit beberapa saat sebelum Melo menghembuskan napas terakhirnya.
                Awalnya, Rachel mencoba untuk tidak menyalahkan Billie atas kematian Melo. Tapi keadaan telah berubah. Sejak saat itu, perbedaan pendapat menjadi perdebatan sengit, perdebatan menjadi pertengkaran, dan di setiap pertengkaran Rachel selalu ingin menyalahkan Billie atas kematian Melo walaupun dia tak benar-banar melakukannya. Dan Billie, yang dulunya adalah pria sabar yang periang dan humoris berubah menjadi pemurung dan tertutup. Dia bahkan sering tidak pulang dan diam di studionya dengan hanya mengirim SMS memberi tahukan dia tak akan pulang tanpa alasan yang pasti. Dan setiap ditanya alasannya lewat SMS, dia tak membalas dan hanya menjawab “kerja” ketika ditanya secara langsung.
                Rachel membongkar barang-barang lamanya, dan menemukan sebuah kotak berwana merah. Dia membuka kotak itu dan menemukan 2 surat di dalamnya. Sejenak dia terdiam lalu dia membuka salah satu surat tersebut. Rachel pun tanpa sadar kembali mengingat kenangan masa lalunya.
***
10 tahun yang lalu
                Setelah kemarin lamaran Billie dan keluarganya diterima oleh Rachel dan keluarga, keluarga mereka kini berkumpul lagi untuk membicarakan tanggal pernikahannya. Rachel dan Billie sendiri tidak terlalu ambil pusing kapan akan dilaksanakannya pernikahan tersebut. Rachel dan Billie malah bercanda dan saling mengejek di ruang TV ketika keluarga mereka membicarakan pernikahan mereka.
                “Kamu tau ga?” Tanya Billie.
                “Tau apaan? Ga jelas banget sih.” Jawab Rachel cuek.
                “Kata temen-temen, kamu adalah perempuan yang terlahir dengan keberuntungan.”
                “Iyalah, kalo kamu adalah laki-laki yang lahir aja udah untung.” Ejek Rachel menyela kata-kata Billie.
                “Idiih, ngikutin kata-katanya film Avatar the Legend of Aang.” Kata Billie.
                “Hahaha.” Rachel tertawa. “emang bener anak-anak ngomong kaya gitu?” Tanya Rachel.
                “Iya bener. Tanyain aja.” Jawab Billie. “Buktinya perempuan yang hanya seperti kamu dalam waktu dekat akan menikah dengan laki-laki sekeren saya. Engga untung gimana coba? Hahahaha.
                “Yee, kirain serius.” Kata Rachel. “Justru kamu yang untung, kayanya aku harus pikir-pikir lagi deh apa bener aku harus nikah sama kamu. Hahahaha.”
                “Emang mau jadi perawan terus sampei tua? Kalo ga nikah sama saya, kamu ga akan dapet lagi laki-laki yang mau nikahin kamu. Ini juga untung saya lagi ga sadar. Kalo lagi sadar, mana mau nikahin kamu. Hahahaha.” Ejek Billie.
                “Sialan!!” Maki Rachel sambil melempar kotak plastic berwarna merah sebesar tangan ke kepala Billie. Untung Billie berhasil menghindar dan hanya kena sedikit bahunya.
                “Awww.” Billie mengelus-ngelus bahunya sambil membawa kotak yang dilemparkan oleh Rachel. “Kotak apaan nih?” Tanya Billie.
                “Mainan anak deh kayanya. Punya si Sasha, ponakan aku.” Jawab Rachel.
                Billie terdiam sambil memain-maiankan kotak itu. Dan ternyata kotak itu bisa dibuka. Spertinya kotak itu dibuat untuk menyimpan sesuatu di dalamnya.
                “Buat saya ya?” Pinta Billie.
                “Idiiih, ngambil barang punya anak kecil.” Jawab Rachel. “Punya si Sasha tuh, minta aja sama dia.”
                “Biarin.” Jawab Billie sambil menghampiri Sasha yang sedang main di teras untuk meminta kotak itu.
                “Sha, ini buat om ya? Entar dikasih maenan robot-robotan.” Rayu Billie kepada anak berumur 4 tahun itu.
                “Engga mau, Sasha kan perempuan, masa dikasih robot-robotan?” Jawab Sasha.
                “Ya udah, kamu pergi sama om aja ya. Kamu boleh jajan apa aja deh, terserah kamu.” Kata Billie.
                “Asiiiikkk.” Sasha senang.
                “Tapi jangan yang mahal-mahal ya. Terus jangan banyak-banyak juga. Haha.” Kata Billie.
                “Huuuuuhh, pelit!”Ejek Rachel yang ternyata dari tadi mendengarkan.
                “Hahahahaha.”
***
                Acara pernikahan yang berlangsung berlangsung dari tadi pagi akhirnya selesai sudah. Billie dan Rachel akhirnya bisa beristirahat setelah terus-terusan berdiri untuk menyalami banyak tamu yang hadir di pernikahan mereka. Meskipun begitu, mereka sangat senang karena banyak yang hadir dan mendo’akan pernikahan mereka.
                Billie masuk kamar setelah beristirahat sambil nonton TV dan merokok di ruang keluarga. Rachel yang sedang ganti baju kaget dan langsung menutupi tubuh bagian atasnya yang hanya memakai pakaian dalam.
                “Heh, sialan! Ketuk pintu dulu dong kalo mau masuk.” Maki Rachel. “Keluar dulu sana! Lagi ganti baju nih.”
                “Apaan sih?! Sama suami sekeren ini, ngomongnya kasar banget. Hahahaha.” Jawab Billie sambil tertawa. “Kalo kamu mau jadi istri yang baik, bicaranya yang halus dong. Lagian kan kita udah jadi suami-istri. Ga usah malu kali. Hahahaha.”
                “Apaan sih?! udah sana cepet keluar deh.” Kata Rachel sambil terus menutupi tubuhnya.
                “Engga mau.” Jawab Billie sambil cengengesan. “Saatnya malam pertama. Eng-ing- eng. Kamu udah siap kan Rach. Hahaha.” Billie semakin menjadi-jadi sambil berjalan mendekati Rachel dengan tangan yang terbuka seperti akan menangkap Rachel.
                “Sialan! Sana keluar ih!” Jerit Rachel sambil bersiap dengan kuda-kuda yang seperti akan menendang Billie.
                “Hahahaha. Iya, iya deh. Dasar.” Jawab Billie sambil keluar kamar.
                Tak lama kemudian, Rachel keluar dari kamar dan duduk di sebelah Billie nonton TV. Mereka pun terdiam untuk beberapa saat sampai Billie tiba-tiba berdiri lalu mengacak-acak rambut Rachel.
                “Ih, baru juga disisir nih.” Kata Rachel sambil mengahalangi tangan Billie yang sedang mengacak-acak rambutnya.
                “Hahahaha. Dengerin deh, saya mau ngomong sama kamu.” Kata Billie.
                “Kalo mau ngomong, ngomong aja. Biasanya juga ga tau malu, ga diajak ngobrol aja suka ikut nimbrung.” Jawab Rachel.
                “Hahaha.” Billie tertawa. “Kita bikin surat yu.” Ajak Billie.
                “Surat apaan? Suka aneh-aneh deh”
                “Ya, kamu bikin surat tentang keinginan dan harapan kamu tentang saya, perasaan kamu, apa aja deh buat saya. Entar saya juga buat surat buat kamu.” Jawab Billie.
                “Idiiih, engga ah, malu. Lagian kan tinggal ngomong, ga usah pake surat.” Jawab Rachel.
                “Yeee, kita ga akan baca suratnya sekarang. Kita simpen di kotak merah yang dari si Sasha. Dibacanya entar aja.” Jawab Billie.
                “Terus kapan bacanya? Emang buat apa sih?” Tanya Rachel.
                “Ya nanti, kalo suatu saat kita ribut besar dan engga ada yang mau ngalah. Mungkin kita bakal diem-dieman. Nah, kalo itu terjadi, kita baca surat-surat ini. Siapa tau bisa mengingatkan kita tentang perasaan kita, dan alesan kenapa kita menikah dan sebagainya. Selain karena hal itu, kita ga boleh baca suratnya, kecuali salah satu dari kita meninggal duluan. Gimana?” Billie menerangkan.
                “Apaan sih? Emang kamu mau ngajak ribut?” Tanya Rachel.
                “Ya engga, tapi kan suami-istri itu pasti suatu saat akan ribut. Nah, kalo sampei kita ribut gede, kan jadi ada yang ngingetin. Tapi kita berdo’a aja supaya kita ga sampai ngebaca surat itu ketika kita berdua masih hidup.” Billie menerangkan.
                “Ohh, ya udah deh. Ayo.” Jawab Rachel.
                Setelah beberapa lama, merekapun selesai menulis surat masing-masing dan menyimpannya dalam kotak merah tersebut. Mereka lalu menyimpan kotak merah itu di dalam lemari bersama barang-barang dan foto-foto kenangan mereka dan teman-teman mereka.
                “Udah tuh. Sekarang apa lagi?” Tanya Rachel.
                “Saatnya malam pertama. Hahahaha.” Jawab Billie.
                Duaakk!! Rachel melempar sebuah buku tipis ke tubuh Billie lalu berlari ke dalam kamar. “Dasar otak ngeres!! Weeee!!! Hahahhaha.” ejek Rachel.
                Billie pun langsung mengejar Rachel sambil tertawa.
***
                Rachel membuka surat yang ditulis oleh Billie. Surat itu dilipat dengan rapih dengan tulisan ‘untuk istriku tercinta, Rachel.’ Didepan suratnya. Rachel pun mulai membacanya.

Assalamu alaikum warahmatuLLAHI wabarokatuH
Dear Rachel,
Seperti yang udah kita sepakati, mungkin ketika kamu membaca surat ini, kamu lagi sebel banget sama saya. Marah banget, sampai ngerasa kamu ga akan pernah bisa maafin saya. Atau (tanpa rasa PD yang berlebihan, hahaha.) kamu lagi kangen-kangennya sama saya, karena ternyata saya dipanggil oleh Tuhan lebih dulu. Tapi yang jelas ketika saya nulis surat ini, saya engga lagi kesel atau marah sama kamu. Saya nulis surat ini ketika saya sedang mencintai kamu dengan setulusnya seperti biasa. Seperti saya sangat mencintai kamu di hari-hari yang lalu, sekarang dan akan datang.
Rachel sayang, meskipun kamu kadang-kadang nyebelin, (atau mungkin sering ya? Hahaha.) saya sangat mencintai kamu, saya sangat peduli sama kamu, walaupun mungkin saya ga ngomong sesering saya bisa. Dan saya rasa perasaan itu ga akan berubah, meskipun mungkin nanti kita merasa sifat kita berubah atau kita merasa kita sudah tak saling mencintai lagi.
Saya juga mau mengingatkan dan memohon dengan sangat, maafkan saya. Maaf karena segala kesalahan yang telah saya buat, atau yang mungkin akan saya buat yang membuat kamu sangat marah. Ketika saya melakukan kesalahan itu, mungkin saya tidak bermaksud untuk melakukannya atau saya sedang khilaf. Yang jelas, kamu harus maafin saya ya. Kamu kan baik. Hahahaha.
Saya tau, sering kali saya bertingkah sangat nyebelin (atau kadang-kadang ya? Kayanya kadang-kadang deh. Hahahaha.) Bahkan lebih nyebelin daripada kamu. Hahaha. Tapi sebenernya dalam hati saya, saya ga mau kamu ngerasa sebel, marah, sedih atau apapun, apalagi karena saya. Saya sih maunya kamu senang, bahagia, sehat dan semua hal yang baik pokonya. Tapi, karena semua orang punya hati dan pikiran yang berbeda, mungkin saya bisa melakukan hal yang membuat kamu sebel, marah atau sedih. Seperti yang udah saya katakan, mungkin saya dalam keadaan emosi, khilaf atau ga sadar. Jadi maafin ya.
Rachel yang baik, jika suatu hari kita bertengkar hebat, dan kamu membaca surat ini, kamu pasti sudah diingatkan oleh surat ini. Jadi, saya mohon, ingatkan juga saya kalo saya benar-benar mencintai kamu dan menyayangi kamu, meskipun nanti mungkin kamu masih sebel sama saya.
Rachel yang cantik (hahahaha, saya jadi malu sendiri kalo saya muji kamu.), kalo saya meninggal duluan, kamu juga harus maafin kesalahan-kesalahan saya dan mengikhlaskan kepergian saya. Jangan lupa dido’ain, hahahaha.
Kalo suatu hari kita harus berpisah, baik karena kesalahan yang saya buat atau saya meninggal duluan, kamu harus bisa tegar ya. Kalo bisa membuat kamu bahagia, carilah laki-laki yang lebih baik dari saya, yang bisa kamu cintai lebih dari saya (meskipun ga sekeren saya, haahahhaa.), yang bisa ngejaga kamu. Inget, harus lebih baik!! Hahahaha. Bukan karena saya mau kamu jadi istri orang lain. Tapi karena mungkin pada saat itu, saya sudah ga bisa atau udah gagal menjaga kamu dengan baik.
Mungkin segitu aja deh suratnya soalnya saya bingung mau nulis apalagi. Tadinya mau dibikin menyentuh dan mengharukan, tapi malah memusingkan ya?? Hahahaha. Rachel yang tersayang, I love you very much.
NB: Pas kamu baca surat ini, saya masih orang paling keren di Indonesia kan? Hahahaha.

Rachel meneteskan air mata sambil tersenyum. Dia melipat kembali surat itu dan memasukannya kedalam kotak merah yang diletakan didepannya. Tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi. Dia pun langsung mengusap air matanya sambil berjalan ke pintu.
‘Jam 11 malam, siapa orang yang bertamu jam segini?’  Pikir Rachel.
Rachel melihat lewat jendela siapa yang datang. Ternyata Mexi dan Dzikri, teman sebandnya Billie, bersama Aline, perempuan yamg memanage bandnya Billie. Rachelpun membuka pintu.
“Hai, ayo masuk.” Ajak Rachel.
“Eh iya.” Jawab Dzikri. “Billienya ada?”
Setelah mempersilahkan duduk Rachel menjawab, “Ga ada, udah lama dia ga pulang kesini. Emang kalian engga tau? Mau minum apa?” Tanya Rachel.
“Ga usah deh.” Jawab mereka.
“kita sebenernya kesini mau nyariin Billie, sekalian mau minta maaf sama kamu.” Kata Aline, to the point.
“Minta maaf? Buat?” Tanya Rachel bingung.
“Gini, seharusnya kita minta maaf sama kamu udah dari dulu, tapi kita sangat malu dan ga berani ngomong sama kamu. Tapi kita denger kamu udah ngajuin gugatan cerai sama Billie. Kita mau ngejelasin aja, siapa tau bisa jadi pertimbangan buat kamu. Billie pernah cerita kalo hubungannya sama kamu berjalan tidak baik. Hal ini dimulai sejak kematian anak kalian, Melo.”
“Kamu mungkin nyalahin Billie karena dia ga segera datang ketika Melo sakit. Tapi sebenernya itu salah kami. Billie udah siap untuk cancel 3 acara yang di Kalimantan itu untuk segera pulang, tapi kami memaksa Billie untuk tetap ngelanjutin tour kita. Soalnya MOU yang kita sepakati menyebutkan kita akan kena penalty untuk membayar ganti rugi jika kita mengcancel gigs-gigs tersebut, dan harganya ga murah. Kita juga ga mungkin maen tanpa Billie. Salahnya kami juga, karena Billie bilang Melo demam, kami jadi meremehkan penyakit itu dan membujuk Billie agar professional dan tetap main, karena kami menganggap paling sehari-dua hari juga demamnya akan turun.” Mexi menjelaskan panjang lebar.
“Jadi, kami harap kamu bisa mempertimbangkan kembali gugatan kamu itu. Kalo kamu mau marah dan benci sama kami, kami akan menerimanya, dan kami sangat menyesal dan meminta maaf.” Kata Dzikri.
“Kami kesini juga tanpa sepengetahuan Billie. Tapi kami harap kami bisa ngebantu.” Tambah Aline.
Rachel terdiam. Dia merasa marah, sedih, dan menyesal. Dia bingung sekali harus berkata apa sekarang.
“Tapi Billie ga pernah bilang gitu ko?” Tanya Rachel.
“Billie itu sangat menyayangi kamu dan Melo. Tanpa kamu menyalahkan dia pun, dia sendiri terus menyalahkan dirinya sendiri karena kematian Melo. Billie merasa bersalah pada Melo dan kamu, dia butuh seseorang buat ngebantu dia. Dan kami ternyata ga cukup menolong untuk dia. Kami rasa hanya kamu yang bisa nolong dia.” Jawab Mexi.
Rachel kembali terdiam. Sejenak, ruangan itu tampak hening dan tak lama kemudian mereka pun pamit pulang dengan perasaan tak enak tapi cukup lega karena telah mengatakan yang sebenarnya.
Rachel terus terjaga sampai shubuh karena terus memikirkan dan mencoba mencerna apa yang telah terjadi.
‘Adilkah aku karena terus menyalahkan Billie atas kematian Melo, ketika Billie sama sedihnya denganku? Bahkan mungkin lebih, karena aku terus menambah penderitaannya dengan terus menyalahkannya.’  Pikir Rachel.
“Dari awal, seharusnya aku harus bisa mengikhlaskan kepergian Melo dan tidak melakukan ini semua. Kami harus memperbaiki semua ini dan mulai lagi dari awal.” Gumam Rachel sambil bergegas membongkar kembali isi tasnya dan menyimpan kembali ke tempat semula.
Setelah selesai menyimpan pakaian-pakaiannya ke lemari, Rachel mengambil handphonenya da membuka phonebook dan mencari nama ‘lovely husband’. Lalu dia langsung menelepon Billie.
“Assalamu alaikum.” Terdengar suara Billie di ujung telepon.
“Wa alaikum salam. Dimana kamu?” Tanya Rachel. “Cepat pulang, aku mau ke pasar. Ga ada yang jaga rumah.”
“hah?” Billie bingung.
“Selain jaga rumah, kamu juga harusnya ngejaga aku kan?” Kata Rachel.
Mereka pun terdiam. Terdengar suara Billie menangis, meskipun tak jelas.
“Maafkan saya.” Billie memulai pembicaraan lagi.
“Maafkan aku juga. Cepat pulang. Sekarang juga ya.” Kata Rachel.
“Iya. I love you.” Jawab Billie langsung menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban Rachel.
Lalu Rachel mengetik SMS untuk Billie yang bertuliskan ‘Sialan! Ga punya sopan-santun nutup telepon seenaknya. Awas aja nanti pas nyampe rumah. Hahahaha. I love you too.’
***

Sabtu, 04 Agustus 2012

PUNK ROCK!!


PUNK ROCK!!

                Apa itu punk-rock? Ketika mendengar istilah itu kita mungkin langsung membayangkan tentang dandanan asal-asalan, musik bertempo cepat yang memekakan telinga dan rambut landak ala suku Mohawk, Indian. Sebenernya kalo ngomongin sejarah punk (kependekan dari punk-rock), penjelasannya sangat panjang dan rumit karena terlalu banyak sumber yang berbeda-beda dan bahkan ada yang berlawanan satu sama lain. Tap marilah kita coba membahasnya.
                Kita mulai dulu dari kata “punk” itu sendiri. Istilah “punk” sudah digunakan sebelum abad 16. Pada abad 16 sampei 18 istilah ini digunakan sebagai panggilan untuk para pelacur. Shakespeare memanggil pelacur dengan istilah “punk” dalam 2 karyanya yaitu The Merry Wives of Windsor (1602) dan Measure for Measure (1623). Namun seiring berjalannya waktu, istilah ini pun bergeser dan lebih ditujukan kepada para gembel, preman dan semua kalangan yang dimarjinalkan. Istilah “punk” dan “punker” juga dulu sempat digunakan oleh para napi di Amerika Serikat untuk memanggil pasangan homonya.
                Istilah “punk” ini juga pertama kali digunakan dan dipakai sampai sekarang untuk memanggil anak-anak punk-rock oleh Lester Bangs, seorang wartawan sebuah majalah Amerika. Bangs menonton sebuah pertunjukan musik rock yang asal-asalan dan berantakan tapi sangat bersemangat. Dia pun menyebut jenis musik seperti itu sebagai musik “punk”, yang maksudnya musik sampah, karena para pemainnya tidak mempunyai kemampuan musik yang baik dan hanya asal bunyi saja. Tapi akhirnya istilah ini menjadi nama tetap dan idetitas dari sebuah ideologi, gaya hidup, aliran musik, gerakan dan bahkan budaya.
                Jauh sebelum dinamai punk-rock, kaum punk sendiri sudah ada dan menyebar luas. Sebenernya, punk-rock yang kita kenal saat ini adalah perkawinan dari punk-rock Inggris dan punk-rock Amerika. Ideologi punk-rock yang dianut sampai sekarang itu lahir di London, Inggris. Hal ini diawali karena ketidak-puasan kalangan kelas bawah yang merasa terjajah dan disengsarakan oleh kalangan kelas atas yang hidup glamor serta ketidak-puasan terhadap figur kerajaan di mata rakyat. Disebabkan oleh kesamaan rasa dan kemarahan dan rasa muak akan perekonomian Inggris yang saat itu sedang buruk serta sistem sosial yang dianggap menindas, mereka akhirnya memutuskan untuk menjadi komunitas yang mandiri, yaitu melakukan semuanya sendiri tanpa bergantung pada kalangan lain. Tapi karena itulah, komunitas punk dianggap anti-social, cuek dengan keadaan sekitar dan sering bikin onar.
Berbeda dengan di Inggris, di Amerika, punk lahir disebabkan karena kekecewaan rocker kelas bawah Amerika terhadap industri musik di saat itu yang didominasi oleh musisi-musisi mapan yang menyanyikan lagu-lagu cinta yang melodramatis dan menceritakan kemewahan hidup sebagai rock-star. Hal ini dimulai oleh invasi besar-besaran band-band asal Inggris yang merajai industri musik dunia, termasuk industri musik Amerika. Para remaja Amerika pun mulai membentuk banyak grup musik meskipun dengan skill yang seadanya. Musisi-musisi punk hanya memainkan nada-nada rock yang sederhana dengan lirik tentang frustrasi dan kemarahan atas pendidikan rendah, kerja kasar, hukum jalanan, tingkat pengangguran dan pemerintah yang dianggap belum bisa menjalankan pemerintahan dengan benar. Bukannya mendayu-dayu dan menenangkan, lagu-lagu mereka yang terang-terangan dan bahkan vulgar malah terdengar seperti demonstrasi dan protes. Musisi punk pun sempat dicap sebagai musisi rock n roll aliran kiri yang menyebabkan sulitnya tampil di TV dan diorbitkan oleh perusahaan-perusahaan rekaman.
Di awal kelahirannya di Inggris, punk-rock diterima dan berkembang sangat pesat. Para anak muda banyak yang mulai memakai atribut punk-rock dan bermain dalam band beraliran punk-rock. Tentu saja dengan tetap menganut ideologi punk-rock. Di Inggris, perkembangan punk-rock dibarengi dengan munculnya band-band punk-rock seperti Sex Pistols, The Clash, Sham 69, Cocksparrer, Buzzcock dll. Tidak semulus kemunculannya di Inggris, di Amerika musik punk-rock yang dimainkan oleh band-band seperti The Ramones, The Dead Boy, The Stooges, Blondie dll awalnya tidak diterima oleh masyrakat Amerika karena dianggap terlalu ekstrim dan agresif. Musik punk juga dianggap berbahaya, walaupun di Amerika, musik punk tidak terlalu mengacu pada politik seperti di Inggris, tapi di tiap konsernya sering terjadi banyak kerusuhan.
Pada perkembangannya, banyak sekali band-band punk-rock yang lahir dan tetap memegang teguh ideologi punk-rock seperti NoFX, Bad Religion, The Vandals dll. Di era 90an, punk-rock menjadi lebih populer dan menjadi mainstream di seluruh dunia. Hal ini diawali oleh kemunculan Green Day dan The Offspring. Meskipun tetap memegang ideologi punk-rock, Green Day dan The Offspring tampil lebih sederhana dan tidak segahar band-band punk-rock sebelumnya. Setelah era ini band-band punk baru terus bermunculan, dan bahkan banyak band yang hanya memainkan musik seperti punk-rock tanpa memahami bahkan tidak mengetahui ideologi punk-rock itu sendiri.
Era 90an awal memang masa keemasan bagi punk-rock karena punk-rock mulai menyebar luas ke seluruh dunia. Banyak band punk-rock terbentuk di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Akan tetapi di akhir tahun 90an dan awal millennium baru, band-band punk rock baru mulai kehilangan arah dan hanya memainkan musik punk tanpa memegang ideologi punk-rock itu sendiri. Mereka hanya menyanyikan lagu-lagu cinta yang mendayu dengan beat agak cepat menyerupai lagu-lagu dari band punk-rock. Attitude mereka pun tak seperti anak-anak komunitas punk-rock lazimnya yang memperjuangkan apa yang mereka percaya, memprotes apa yang menurut mereka salah dll. Mereka justru bertingkah laku seperti rock-star mapan di era lahirnya punk-rock.
Fenomena band-band yang memainkan musik yang seperti punk-rock tanpa ideologi ini merembet ke berbagai masalah. Contohnya komunitas punk kini mulai mengkotak-kotakan diri dan saling membedakan satu sama lain. Dimulai dengan munculnya istilah pop-punk, hardcore punk, punk melodic, ska-punk, college punk, emo punk sampai istilah skate punk yang menjadi mainstream di kalangan anak muda di Indonesia khususnya di kota Bandung. Pengkotak-kotakan ini menyebabkan komuitas punk kian banyak tapi tidak bersatu. Mereka kini bahkan saling menuduh dan bertanya “Seperti apakah punk-rock yang asli itu?”, “Mana yang band punk-rock, mana yang bukan?” bahkan kembali mempertanyakan “Apa itu punk-rock?”.
Anak-anak punk-rock kebanyakan kini hanya terpaku oleh musiknya saja, tanpa memedulikan ideologi, budaya dll. Padahal punk-rock adalah suatu kesatuan dari ideologi, gaya hidup, aliran musik, gerakan dan budaya, bukan hanya aliran musik saja. Bahkan punk-rock kini menjadi mainstream dan tidak seeksklusif 3 dekade awal lahirnya komunitas punk-rock itu sendiri. Terlalu banyak band yang mengaku beraliran punk-rock tapi hanya mengambil aliran musiknya, tidak mengambil punk-rock secara utuh. Terlalu banyak anak-anak punk-rock yang mengkotak-kotakan musik padahal perbedaan antara satu sub-genre punk-rock dan sub-genre punk rock yang lain sangat bias. Tak jelas perbedaannya di setiap sub genre punk itu sendiri.
Walaupun di era sekarang punk semakin berkembang dan bercabang. Tak sedikit band punk yang masih tetap mengambil punk secara utuh. Banyak komunitas punk-rock yang tetap memakai ideologi punk-rock. Dan setelah 4 dekade lebih komunitas punk-rock ini berkembang, semangat punk-rock tidak hilang. Dan tak akan hilang jika ALLAH SWT tidak mengizinkan.

*maaf jika ada kesalahan data atau kata-kata yang kurang mengenakan. Semua kesalahan tersebut murni kesalahan editor, bukan penulis. Karena manusia adalah tempatnya kesalahan. Dan sebaik-baiknya kebenaran adalah yang datang dari ALLAH SWT. –penulis-

Jumat, 20 Juli 2012

a letter to vmt

Hey, i don't know why i wanna say this now. Actually i wanna leave this all unsaid forever but i just can't. now that you heard me say it. It's been a while since the first time i thought i felt something about you. Not as i had thought before that i would never fall for my friend's ex. Hahahahaha. It's been about 1 year and half since i realized it. Do you remember when we went to the studio where i made a video with my band?? no, i haven't felt it. but it was not long after that when you finally made a relationship with your boyfriend now. i remember it was at CK when i heard about that for the first time. i didn't know how to explain it in the right way but i just know i was a kind of brokenhearted to hear that. Funny?? I think so. You didn't even tell me about that. Hahahahhaha. I never thought i would say this kind of things.
Hey, do you recognize the changes of my face when someone talks about your boyfriend with you?? Yes, mostly i'm jealous to hear that. It's not like i'm always jealous but most of time i am. Do you remember when you brought your boyfriend to watch the concert of GS and you introduced me to him?? I'm glad it was dark or you could have seen my jealous face. Do you remember when you cried about your family affair when your father got mad at your brother?? I was there but you wished someone else had been there  instead, your boyfriend. I wished i could have meant more than him to you. Do you remember when you had a fight with your boyfriend and talked about what he did, about how he could misunderstand you? i thought i could be a better boy for you then, but maybe i was wrong. I have so many bad habits that you know and you don't know that you don't like. Hahahahaha.
Now i will say this truthfully, do you remember when a friend of ours asked me if i had a feeling about you and i said yes? Actually i really wanted to say that yes, i do have feeling about you. I care about you, i want you to be happy no-matter what, i care about what you do.
And I hope this will be the last paragraph i will write here. If you ever read this, i wanna say that i care about you more than you know, and obviously more than i can say. And i think i have to end this now cuz i have missed my chance to say this to you. I don't wanna ruin your relationship (like i can, hahahha). I don't expect to be your boyfriend. it's enough to see you happy with anyone you enjoy with. ALLAH's plan is the best and the most beautiful. And at last, i wanna say i think i love you. Yes, i do. And don't tell anyone else cuz i don't even have a courage to tell you. I love you more than you can think. Thank you for everything and good bye. Have a nice life.

Jumat, 13 Juli 2012

a man doesn't use words to express his love


Let us forget the memory we’ve got about these 4 years
Maybe you don’t need to, but I absolutely do
Life can’t keep moving on this blooming way
Cuz I can’t find any-reason to put it inside my mind

How can I not say anything after these days?
I even missed the last chance to tell you how this goes on
How can we not confess the feeling inside our heart?
But I probably mistake it, seems that I always misunderstand

If only people always said how they feel
If only people gave more signs to express
Maybe I’d have found out and given up all along
Or lived the days with a better mood of the heart
Then I realized that ifs are not the solution to solve this
So I leave all this unsaid and finish it
Now it’s over, but why does this seem to be a burden?
I’m giving up now with a little cool excuse
That a man doesn’t use words to express his love

-blew